Saturday, April 23, 2005

(Bukan) Hari Biasa - Bagian 2

Hembusan angin sepoi semakin membawaku jauh melayang merindukan rumah. Agas-agas itu kini telah kuhiraukan, meninggalkan rasa gatal yang semakin kugaruk semakin menambah koleksi korengku.

Kubuka-buka buku jurnalku yang masih bergambar tanda tanya besar. Aku sedang bingung menentukan metode yang tepat untuk wawancara hari ini. Wawancara kemarin agak kacau karena Bang Best (salah satu tim di proyek tempat aku numpang penelitian TA sekarang ini) terlalu cepat menjemputku di rumah Pak Tamin. Bukannya membantu mengarahkan wawancara, dia malah sibuk cerita tentang ladang di kampungnya.

Dari kejauhan kudengar suara anak-anak berlarian. Ah.. rupanya sudah jam 7, anak-anak SD sudah mulai berbondong-bondong menuju sekolahnya. Berbeda dengan sekolahku dulu yang mulai jam 06.45 (sadis... pantas aku gak begitu suka sekolah... baru semangat setelah tau ada makhluk manis di kelas sebelah... hihi.. jaman culun dulu..), di desa ini jam 7 anak-anak baru berada di perjalanan. Itu pun mereka harus berjalan kurang lebih 3 km untuk sampai ke sekolah mereka. JALAN KAKI!! Jangan bayangkan jalanan aspal yang licin, mereka harus melewati jalan berbatu yang kalau hari sebelumnya hujan akan berubah jadi kubangan lumpur. Subhanallah.. semangat mereka benar-benar patut diacungi jempol untuk sekolah!

Tak jauh dari anak SD yang sedang berlari-lari, terlihat beberapa anak berseragam putih-biru mendekat ke arahku. Ya! Itu Siti Jamilah dan kawan-kawannya dari Dusun Pedukuh. Lima jempol buat anak-anak ini, kalau mereka sampai di tempatku duduk sekarang, berarti mereka sudah menempuh 4 km perjalanan!! Belum lagi yang namanya Siti Jamilah, dia harus berangkat dari ladang orangtuanya yang berjarak 2 km dari Dusun Pedukuh. Masya Allah!! Jalan kaki sejauh 6 km untuk sekolah?? Aku yang selalu diantar-jemput mama saja masih suka mengeluh capek..

(bersambung lagi..)

No comments: